Jumat, 20 Juli 2012

Menyambut Ramadlan



Menyambut Ramadlan
Banyak sekali ungkapan kata penyambut Ramadlan oleh beberapa orang, baik yang sederhana penyambutannya maupun semeriah orang yang mendapat hidayah. Apatah kata bahwa menyambut Ramadlan ini adalah perkara yang ada dari dulunya semenjak Baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Berikut petikan dari Khutbah Rasulullah saw dalam rangka menyambut Ramadhan;

Dari Salman al-Farisi r.a. beliau berkata: "Rasulullah s.a.w. berkhutbah di depan kita di hari akhir bulan Sya'ban: "Wahai manusia, telah datang kepadamu bulan yang diberkati, di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. 

Allah mewajibkan puasa siang harinya, menjadikan sholat malam sebagai ibadah sunnah. Barang siapa melakukan kebajikan dalam satu perkara baik, maka ia seperti telah menjalankan kewajiban pada perkara lainnya. Barang siapa melakukan satu kewajiban maka (pahalanya) seperti menjalankan 70 kewajiban. 

Itu merupakan bulan kesabaran, orang sabar berpahala surga. Itu bulan tuntunan, pada bulan itu rizqi seorang mukmin ditambahkan. Barangsiapa memberi makan orang berpuasa, maka pahalanya sama dengan memerdekakan seorang budak dan dihapuskan dosa-dosanya. 

Rasulullah s.a.w. ditanyai :"Wahai Rasulullah, kami semua tidak mempunyai sesuatu untuk memberi makan orang puasa". Beliau menjawab: "Allah memberi pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun hanya seteguk susu, atau sebutir kurma atau seteguk air. Barang siapa memberi makan hingga kenyang kepada orang yang berpuasa maka ia berhak mendapatkan ampunan atas dosa-dosanya, dan Allah akan memberinya minuman dari telagaku dengan minuman yang olehnya, ia tidak akan merasa haus hingga memasuki surga, dan ia mendapatkan pahala seperti orang puasa tadi tanpa kurang sedikitpun. 

Itu bulan yang awalnya rahmat, tengahnya maghfirah (ampunan) dan akhirnya diselamatkan dari neraka. Barang siapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan ini, maka Allah akan menyelamatkannya dari neraka.

Hadist tersebut diriwayatkan oleh Harist bun Usamah dan Ibnu Huzaimah dalam kitab Sahihnya. Ibnu Huzaimah berkata, sekiranya hadist ini sahih, dari jalur yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Ibnu Hayyan.

Shodaqo Rasulullah al-habibul karim.